Penggagas Perang Nuklir
Politik memang berpengaruh besar pada siapa saja. Biarpun orang berkata “Aku Benci Politik” dengan nada penuh keyakinan, ia tetap tidak bisa melepaskan diri sepenuhnya dari politik. Contoh paling nyata dialami oleh si jenius Albert Einstein. Hidup yang sukses di belantara fisika ternyata tetap saja menjerumuskannya untuk terjun ke dunia politik.
Itulah celakanya menjadi orang ibrani semasa Partai Nazi yang sangat rasialis. Partai tersebut telah mendapatkan tempat utama di panggung politik Jerman. Sudah sejak awal, Einstein tidak setuju dengan ulah Jerman yang berbuntut pada Perang Dunia 1. Ditambah lagi, oleh sikapnya sebagai seorang zionis sejati. Einstein dicap sebagai penghianat oleh pemerintah Jerman.
Kesuksesannya sewaktu menelurkan Teori Relativitas menimbulkan kecemburuan di kalangan ilmuwan anti-semit di Jerman. Itulah sebabnya, ketika Einstein menerima Hadiah Noble pada tahun 1921, hadiah itu diterimanya bukan untuk Teori Relativitas, melainkan untuk efek fotoelektrik tahun 1905.
Memasuki dekade 1930-an, Nazi makin kencang berkibar di Bavaria. Kampanye- kampanye anti- Ibrani kian gencar digeber oleh Adolf Hitler dan para anak buahnya. Dan sebagai orang Ibrani, jelas Einstein makin tidak betah dengan kondisi negaranya.
Kehidupan Baru
Suasana yang mulai tidak bersahabat itu membuat Einstein memutuskan untuk pindah. Kebetulan memang ada tawaran untuk mengisi posisi pengajar di Princeton, New Jersey. Maka pada tahun 1933. Akhirnya, Dirinya dan istri keduanya yang bernama Elsa berangkat memulai kehidupan di Amerika.
Tapi kehidupan itu tidak berumur panjang mereka alami berduaan. Tiga tahun kemudian, Elsa meninggal karena sakit. Einstein pun sendiri lagi, tapi untuk kali ini dia tidak ingin untuk menikah yang ketiga kalinya. Lagian umurnya juga sudah 57 tahun, Ia merasa lebih baik seluruh energinya dipusatkan ke fisika.
Keganasan Nazi akhirnya membuat Perang Dunia II jatuh pada tahun 1939. Einstein yang sudah mengetahui betul kepintaran ilmuwan Jerman dengan cepat menulis sepucuk surat pada Presiden Amerika yakni Franklin D Roosevelt.
Bikin Bom Atom
Di surat itu, ia mengungkapkan kekhawatiran dirinya bahwa mungkin Jerman sudah sanggup membuat bom atom. Jadi agar Amerika tidak kalah langkah, ia menyarankan agar Presiden Roosevelt juga melakukan hal yang sama. Saran itu diterima. Roosevelt lantas mengerjakan riset yang dinamakan proyek Manhattan. Dan dari riset inilah akhirnya mereka mampu membuat bom atom.Tapi alih- alih Jerman yang terkena bom, justru malah Jepang !
Tahun- tahun sesudah itu, Einstein hidup sepenuhnya sebagai orang Amerika. Ia menerima kewarganegaraan Amerika pada tahun 1940 sebelum kemudian meninggal karena serangan jantung pada 16 april 1955 dalam usia 76 tahun.
Banyak hal yang ditinggalkannya buat dunia. Tapi, kalau mau menyebut yang paling heboh. Yakni, warisannya yang berupa surat kepada Presiden. Ia membuat manusia terus berada dalam ancaman maut perang nuklir hingga hari ini !
( dikutip dari Koran tren Edisi ke 26 / 22-28 September 2001, dengan sedikit perubahan)
0 komentar:
Posting Komentar